#BISAae NET TV, Lucu? - TELEmisi

Saturday, February 2, 2019

#BISAae NET TV, Lucu?

TELEmisi
Gimana, ya? Katanya program lucu, tapi NGESELIN! Ini sketsa komedi atau TEMEN NGUTANG!

Tribunnews.com
BISA ae, sendok plastik!

YouTube
Hadirnya duet, Abdel Achrian serta Melon Tembok, makin memperkuat jajaran komedian papan atas yang bernaung di NET TV selain Sule-Andre, Vincent-Desta, serta Danang-Darto. Bayangkan, ini akan menjadi satu “pasangan” baru yang akan membacakan nominasi di ajang ICA! Lucu atau tidak, kita lihat nanti saja!

Kumparan
'Bisa Ae' merupakan program komedi terbaru dari NET TV. Bagi kalian yang belum tahu, acara ini sebenarnya sudah sempat digarap Abdel serta Melon di YouTube dengan brand ‘jokekodian’. Saya sudah beberapa kali menyaksikan Jokekodian. Pertama kali saya tahu bahwa konsep ini dibeli NET adalah ketika Abdel berkolaborasi dengan Raditya Dika.

‘Jokekodian', dari nama saja sudah melarang kita untuk memprotes kalau materi lawakan yang dipakai cenderung merupakan materi kodian. Kodian sendiri berarti bahan lawakan/ materi yang sudah tersebar secara umum.

Twitter
Saat tayangan ini tayang perdana, ada beberapa orang yang bertanya kepada saya, “Gimana tanggapannya, mas?” Sebelum saya jawab, saya ingin menekankan satu poin penting dulu. SAYA BELUM JADI MAS-MAS!

Ini mungkin adalah pendapat subjektif. Saya pribadi tidak terlalu suka program komedi semacam ini. Saya tidak menganggap ini lucu. Ini juga yang membuat saya tidak begitu tertarik ketika diumumkan bahwa konsep tayangan ini akan dibeli NET. Saya merasa bahwa program komedi di NET sudah sangat banyak, dengan karakter mereka masing-masing. Saya rasa, sketsa komedi semacam ini tidak memiliki karakter sebegitu kuatnya.

Saat menyaksikan tayangan perdananya saja, saya sudah agak bosan setelah 15 menit penayangan, sekitar setengah dari durasi. Mengapa? Karena format tayangan yang terlalu berulang.

Sketsa (sebagai set up), dua-tiga kali tek-tok-an, lempar joke kodian, bisa ae, pindah skit, dua-tiga kali tek-tok, joke kodian, bisa ae, ngobrol, tebak-tebakan, bisa ae, sketsa lagi!

Gitu terus, tanpa ada variasi. Bahkan, saya sudah lupa joke yang saya saksikan 1 menit lalu!

Ini berbeda bila kita bandingkan dengan program komedi lain, Waktu Indonesia Bercanda, misalnya. Format tayangannya juga berulang. Teka-teki, tek-tok-an diskusi, jawab, betul-salah, jawaban benar, protes, teka-teki lagi! Namun hal yang menimbulkan kelucuan bisa berbeda-beda. Kita dapat tertawa karena jawaban teka-tekinya, protes para peserta, hingga joke para pengisi acara.

Namun, sekali lagi saya katakan kalau ini penilaian subjektif. Tidak bisa dipungkiri kalau program sketsa semacam tetap memiliki basis penggemar. Bagi mereka yang ingin tawa ringan dan tidak perlu durasi panjang. Ini tipe komedi yang universal. Buktinya, program ini sampai dilirik oleh stasiun televisi karena ramai di media sosial. Kalau tidak, televisi tidak mungkin berani mengambil resiko.

Hal yang dapat diperbaiki, mungkin dengan menambahkan gimmick atau treatment lain. Kalau tidak, saya rasa penonton akan cepat merasa bosan. Hal terburuknya, program ini cepat di-bungkus!

Terlepas dari kekurangan diatas, tayangan ini tetap ada kelebihan, kok!

Salah satu kelebihan tayangan ‘Bisa Ae’ yang jarang kita temui dari program televisi lain adalah intimacy atau kedekatan antara apa yang ada di televisi dan kita sebagai penonton. Program televisi dengan studio dan properti lengkap seakan membuat jarak. Namun, program sketsa semacam ini menghilangkan jarak itu.

NET juga sukses membawa nuansa yang tetap sama dengan tayangan di YouTube. Lebih teratur, berkualitas, namun tetap tidak kelewat kaku.

Terakhir, tidak bisa dipungkiri kalau program ini tetap lebih lucu dibanding beberapa program sketsa komedi yang pernah hadir di layar kaca.

Tadi, sempat saya singgung bahwa #BISAae merupakan program komedi pengganti Waktu Indonesia Timur (WIT), yang bungkus tiba-tiba! Mengapa WIT bungkus tiba-tiba? Lalu, lebih baik mana? WIT atau Bisa Ae? Mengapa akhir-akhir ini, banyak sekali program NET TV yang bungkus? Segala pertanyaan ini akan saya KUPAS TUNTAS dalam artikel selanjutnya, tepat setelah artikel ini!

Dan, tepat setelah artikel itu, saya akan merilis artikel yang pasti sudah kalian semua nanti-nantikan! Segala platform sosial media saya, ramai! DM Twitter saya, penuh! Iyeap! “Prediksi Musisi Mancanegara NET 6.0, 2019!” Sudah siap seru-seruan diskusi tahun ini? #TELEmisi

6 comments:

  1. Akhirnya turun juga artikel tentang acara ini. Tadinya saya mau nyolek (eh, ngingetin) Mas Bryan hehe, saya sendiri sih 50-50. Di satu sisi jokes2nya masih kena bagi saya, di satu sisi acara ini sebenarnya kurang pantas kalau dijadikan pengganti WIT. Yang justru jadi pertanyaan ya itu tadi, SarSeh, WIT, sampai Pagi-pagi semuanya bungkus.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, kayaknya makin lama, saya sudah bisa menerka masa depan! Hehe! Ya, saya pun tertawa pada beberapa jokes, tapi memang kalau komparasinya dengan WIT, masih rada jauh. Hmm, next article, segala tanya yang membeludak dalam relung jiwamu akan terjawab! Nantikan.. :))

      Delete
  2. Jujur aja, menerut saya acara ini malah gak lucu sama skali. Jayus.

    ReplyDelete
  3. Kalau menurut saya sihasih lebih baik WIT dibanding acara ini..
    Kurang lucunya kalo cm joke kodian.. 🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. pendapatmu bisa dihargai! di awal, saya pikir kita beri kesempatan untuk berkembang.
      tetapi, lama kelamaan.. :(

      Delete