TELEmisi |
Pada artikel sebelumnya, saya sempat menyampaikan sebuah pertanyaan terkait hal ini. Saya pun berjanji untuk memilih beberapa komentar yang akan saya tampilkan di JokKusi!
PoJOK DisKUSI (JokKusi)
TELEmisi |
TELEmisi |
TELEmisi |
Jadi, dangdut naik kelas gak sih?
Kalau biasanya, saya akan menyerahkannya kembali kepada kalian untuk menjawabnya, kali ini saya akan memberikan sebuah jawaban pasti, antara iya atau tidak!
Sudah siap? Oke, jawaban saya..
Tidak! Dangdut tidak naik kelas!
giphy.com |
Kenapa gak naik kelas? Jawabannya sangatlah sederhana.. karena gak ada yang namanya kelas! Gimana caranya kamu naik ke lantai 2, kalau lantai 2-nya gak ada! Gak bisa, kan!
Udah selesai! Demikian artikel kali ini..
giphy.com |
.. Belom.. belom.. Jangan ditutup dulu!
Saya ini anak musik, anak band lah. Dan didalam dunia musik, gak ada yang namanya genre musik “naik kelas” atau genre musik A yang “lebih bagus” daripada genre musik lain! Semua genre musik itu setara! Walaupun mungkin “kelas” genre musik jazz dianggap lebih tinggi dibandingkan pop karena kuncinya lebih sulit atau aneh, gak juga.
Mungkin ada yang menganggap dangdut itu genre musik level rendah, karena peminatnya yang di-cap “kampungan”. Tapi menurut saya, kita gak bisa menilai kualitas sebuah objek berdasarkan pemakainya!
Sekarang, kita pakai ilustrasi ya, biar lebih nangkep dan bisa di-share juga ke temen-temen. Kita ibaratkan dangdut itu ketoprak, deket sama masyarakat, grass root. Sedangkan spaghetti itu genre lain, pop.
Kalau kamu ke daerah perkampungan, kita mungkin akan menemukan pedagang ketoprak dimana-mana. Sedangkan, sangat sulit untuk menemukan spaghetti. Kenapa? Karena marketnya beda! Masyarakat yang tinggal di daerah perkampungan mungkin kurang suka spaghetti. Mereka lebih suka ketoprak!
Lain cerita kalau kamu ke restoran atau ke mal, akan jauh lebih mudah untuk menemukan spaghetti yang enak dibandingkan ketoprak.
Lalu, apa kita bisa menyimpulkan bahwa “kelas” spaghetti lebih tinggi dibandingkan ketoprak? Gak kan! Ini hanya perkara beda selera! Ini hanya perkara beda penikmat! Lagian, memangnya ketoprak itu hanya dijual di pinggiran jalan? Gak juga, kan! Ketoprak juga ada yang dijual di mall, misalnya.
Kalau ketoprak dijual di mal, apakah dia “naik kelas”? Gak! Naik kelas apaan! Hanya kemasannya atau cara penyajiannya yang diubah untuk menyesuaikan target marketnya. Lagipula, ketika ketoprak dijual di mall, ketoprak tetep dijual di pinggiran jalan, kan! Tetep dijual di daerah perkampungan, kan! Iya!
Buat orang yang hobinya jalan-jalan di mal dan belum pernah makan ketoprak, mungkin mereka akan bilang enak. Tetapi, buat mereka yang sudah sering makan di pinggiran, lalu mencoba yang dijual di mal, besar kemungkinan mereka akan bilang, “Ah, biasa aja! Lebih enak yang biasa gua makan!”
Kita tidak bisa menilai kualitas sebuah objek berdasarkan pemakainya! Ketoprak yang dijual di daerah perkampungan dan pinggir jalan, bukan berarti lebih rendah kelasnya dibandingkan spaghetti yang dijual di mal! (click to tweet)
Paham ya! Ini ilustrasi bagus, lho! Saya aja ngetik sambil mengagumi diri saya sendiri! :) #kesombonganakut
Lagipula, siapa yang bilang kalau dangdut itu levelnya dibawah genre musik lain? Selagi menulis artikel ini, saya sambil riset. Di Wikipedia tertulis, asal mula musik dangdut masuk ke Indonesia itu adalah dari Qasidah yang masuk ke Nusantara pada tahun 635-1600. Nyanyian ini biasanya di masjid, pesantren dakwah agama Islam.
See? Ini sangat jauh dari gambaran dangdut kini! Goyangan erotis, lirik tidak mendidik, penuh sensasi! Jauhhh!! Yang membuat musik dangdut terkesan “murah” dan ga berkualitas adalah.. kalian pasti tahu arahnya kemana.. penyanyinya, figurnya, artisnya!
Balik soal ilustrasi ketoprak dan spaghetti tadi, yang membuat ketoprak terkesan murah, mungkin pedagang yang tidak menjaga kebersihan, gerobak yang terlihat sudah tidak layak pakai, dan lain sebagainya! Itu adalah hal-hal yang dilihat dari luar oleh orang awam.
Ketika ada seorang pedagang yang kreatif, yang diberikan kesempatan lalu memberi kesan yang positif, tetapi yang lainnya masih jorok, tidak menjaga kebersihan.. ya sia-sia usaha pedagang kreatif satu ini! Orang tetep akan mandang ketoprak sebagai makanan yang gak berkualitas!
Kita tidak lagi ngomongin soal “kelas”, tapi citra! Mau citranya baik, benahi apa yang dilihat oleh orang! Dilihat oleh orang, bicara apa yang tampak dari luar! Mau dilihat baik oleh orang, benahi dari dalam! (click to tweet)
Ini kesempatan baik, ini momen baik! Penampilan Via Vallen di ICA 5.0 NET telah memberi kesan baik tentang dangdut itu sendiri! Bahkan ketika saya meluncurkan artikel ini, views video Youtube-nya sudah mencapai 1 juta views, dalam waktu kurang dari 1 hari!
Orang-orang dari luar negeri juga mungkin menyaksikan video ini, baik secara sengaja maupun tidak. Mungkin mereka mencari video Hailee Steinfeld atau Craig David, lalu membuka juga video ini karena views-nya yang sudah sangat banyak, lalu semoga mereka punya citra atau kesan pertama yang baik!
Ini menimbulkan tanggung jawab yang lebih besar bagi pihak-pihak lain untuk menyajikan penampilan yang tidak kalah spesial dalam berbagai kesempatan! Jangan sampai momen baik ini hanyalah menjadi momen sejenak, jadikan momen ini titik perubahan!
Terakhir, untuk semua pecinta dangdut. Mau orang respect dengan apa yang kalian suka, mulailah dengan menunjukkan respect kepada orang yang belum tentu suka apa yang kalian suka! (click to tweet)
Bingung, dicerna dulu ya!
Sudah selesai! Gimana? Setuju? Kalau setuju, bisa di-share ke temen-temen lain. Jangan lupa, beri komen di kolom komentar!
Pertanyaan kali ini yang akan kita bahas di artikel berikutnya, "Apa tanggapanmu mengenai rating ICA 5.0 NET yang tidak masuk 20 besar?"
Mungkin bukan genre nya yang naik kelas, tapi lebih ke kemasannya. Kemasan, tampilannya naik kelas, lebih baik, lebih menarik. Selama ini kan image dangdut masih dengan penampilan senonoh, goyangan berlebihan. Ya meskipun di program audisi salah satu tv pun udah cukup baik kemasannya tapi gimmcik gimmcik lebay nya masih ganggu. Jadi kalo dibilang naik, ya naik, tapi kemasannya. Memang bener, musik ngga ada kelas kelasan. Kan bukan sekolahan, hehe..
ReplyDeleteYup!!!! Ini komentar yg pas. Kemasannya yg naik kelas. Bukan genre-nya. Dangdut sampai kapanpun akan selalu begitu musiknya. Identik dgn gendang dan cengkok.
Deletemenurut saya sih biasa aja cuma di bedain aransemen dan mashup
ReplyDeletetapi yang paling beda dari yang lain adalah persiapan nya yang matang dan gak asal asalan
bro...
ReplyDeletegak ada rencana bikin artikel dengan judul...
"WOW!! Penampilan Hailee Steinfeld Di Indonesian Choice Awards 5.0 Menghilang Di Channel Youtube Netmediatama!!! Nomor 4 Bikin Tercengang!!!"
Hahahha!!!
lo tau kenapa udah ga ada lagi video Hailee di channel NET?!
apa mungkin bakal diupload ke vevo beliau?!!
Sampai detik ini belum tahu kenapa, bisa aja sih..
DeleteTerjawab...
DeleteBeneran dibeli ama Hailee.
Tapi dia cuma ngepost yang Most Girls.
Yang lain belum, atau mungkin gak akan diupload.
Hehe, abis aku jawab komenmu, malemnya diupload..
DeleteGak tau juga sih, tp feeling ku sih cuma satu itu aja.. :)
tepat lebaran ini. hailee steinfeld upload semua video perfom nya di ica 5.0 ke channel youtube nya
Deletekenapa upload nya pas lebaran? mungkin biar bisa banyak yang nonton karena lebaran orang orang pada libur atau mungkin macet macetan di jalan jadi bisa menjadi hiburan deh
wah iya bener gan sampai sama hailee vidio waktu di closing starving di pake buat tour nya coba deh liat yang ini https://twitter.com/hsbrmidia/status/1007725442810466304 sama vidio ini https://youtu.be/PIG7Zqm2-Wo keren sampe di pake buat tour nya dia
Deletemaksud gue...
ReplyDeletediunlisted ama NET.