Disaat Ajang Penghargaan Tak Lagi Beri Kebanggaan! - TELEmisi

Saturday, January 20, 2018

Disaat Ajang Penghargaan Tak Lagi Beri Kebanggaan!

Beberapa Ajang Penghargaan Pertelevisian di Indonesia (Google Images)
Siapa yang tidak senang mendapatkan penghargaan? Dari anak-anak hingga orang dewasa pasti senang dan bangga bila mendapatkan penghargaan, bukan? Ajang penghargaan merupakan sebuah cara untuk menghargai dan mengapresiasi kalangan tertentu atas hal positif yang mereka lakukan. Dalam industri pertelevisian, kita juga mengenal beberapa ajang penghargaan bagi para insan didalamnya.

Seperti yang sudah sedikit kita singgung tadi, penghargaan seharusnya memberikan sebuah kebanggaan bagi pihak yang berhasil meraihnya. Namun saat ini, semakin banyak ajang-ajang penghargaan khususnya dalam dunia pertelevisian yang semakin lama semakin tidak jelas tujuan serta penilaiannya.

Dahulu, ajang Panasonic Gobel Awards (PGA) merupakan salah satu atau bahkan satu-satunya ajang penghargaan bagi insan pertelevisian sehingga ajang ini dipandang sangat spesial. Siapapun artis atau program yang berhasil meraih penghargaan akan diapresiasi dan hasilnya sangat dihormati. Hal ini juga tidak terlepas dari kredibilitas pihak penyelenggara yang masih sangat baik. Tetapi semakin lama, masyarakat semakin mempertanyakan kredibilitas dari pihak penyelenggara yang diduga melakukan permainan dan tidak lagi sepenuhnya netral (setingan).

Lalu, mulai muncul satu persatu ajang-ajang yang memberikan penghargaan bagi para insan-insan layar kaca. Bahkan saat ini, hampir setiap grup stasiun televisi menyelenggarakan sebuah ajang penghargaan sendiri. Sebut saja Infotainment Awards, Indonesian Choice Awards, dan Indonesian Television Awards.

Sebenarnya tidak ada salahnya memberikan penghargaan selagi itu bisa menjadi pemicu untuk semakin berkembang. Tetapi permasalahannya sekarang, beberapa ajang penghargaan semacam ini tidak memiliki kriteria yang jelas. Dari nominasi pun terkesan tidak netral, adil, dan cenderung memihak kepada salah satu pihak yang tidak jarang merupakan pihak penyelenggara sendiri!

Hal ini terasa janggal bagi saya. Saya tidak mengerti apa keuntungannya memenangkan sebuah ajang penghargaan yang kita selenggarakan sendiri. Bayangkan kita sedang mengikuti sebuah lomba balap karung, lalu kita kalah. Karena kesal telah kalah, kita membeli sendiri piala dan dituliskan sebagai pemenang lomba balap karung. Dimana faedahnya? Apa kita seharusnya bangga dengan hal ini? Ini juga merupakan salah satu alasan mengapa NET tidak mengikutsertakan program mereka kedalam nominasi.

Tanpa mendiskreditkan esensi maupun ajang penghargaan manapun, saya pribadi lebih berharap agar penghargaan-penghargaan yang diberikan merupakan apresiasi yang terukur, kredibel, sehingga masyarakat juga mengapresiasi hasil dari ajang penghargaan tersebut agar respon yang lahir dari para penonton merupakan respon yang memang diharapkan. Apa sih respon yang ‘layak’ menanggapi hasil sebuah ajang penghargaan? Tentunya dengan merasa bangga dan mengapresiasi sang pemenang. Sayangnya, seringkali respon yang diberikan penonton justru sebaliknya. Banyak cibiran yang masuk dan bahkan mempertanyakan kredibilitas ajang penghargaan tersebut pula.

Mari kita ambil contoh kasus yang sudah berulang kali terjadi. Program Pesbukers ANTV merupakan program yang seringkali mendapatkan penghargaan di berbagai ajang berbeda. Tetapi hampir disetiap kesempatan ketika mereka berhasil mendapatkan apresiasi tersebut, segudang cibiran datang khususnya dari para netizen di media sosial dan dicap sebagai program sampah, tidak bermutu, dan sarana pembodohan publik. Bahkan cibiran ini seringkali mengarah kepada penyelenggara ajang tersebut dan dianggap melakukan ‘permainan’ ketidakadilan.

Berpendapat memang diperbolehkan, tetapi alangkah lebih baik bila struktur kalimat yang digunakan lebih baik dan halus agar pesan yang ingin kita sampaikan dapat tersalurkan, tetapi juga tidak terkesan terlalu menusuk bahkan membuat praduga-praduga yang tidak terbukti kebenarannya.

Saya pribadi ingin agar esensi penghargaan itu sendiri dapat dikembalikan. Maksudnya apa? Saya ingin agar penghargaan-penghargaan yang diselenggarakan memiliki mutu. Jangan sampai ada ajang penghargaan yang terkesan ‘dipesan’ oleh pihak tertentu karena hal-hal seperti ini yang akan membuat para penonton men-cap buruk ajang-ajang lain yang sebenarnya mungkin lebih baik.

Saya belum tahu apakah ada regulasi, syarat-syarat, dan ketentuan yang jelas bila sebuah pihak ingin menyelenggarakan sebuah ajang penghargaan di televisi. Jika tidak, alangkah baiknya bila pihak KPI ataupun pihak yang berwenang untuk membuat aturan standar agar mutu ajang-ajang penghargaan juga dapat meningkat. Setuju?

2 comments:

  1. Gegara SMA semalam yah ?, ya karena harus mengandalkan rating semuanya bisa berubah bahkan sampai artis pemenang yang (harusnya) tidak menang malah dimenangkan. Ya sudah lah ):

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan hanya gara-gara satu atau dua ajang penghargaan, ini saya membahas secara keseluruhan.. kalau sampai sekarang masih ada saja ajang penghargaan yang pemenangnya "kurang berkualitas" atau bahkan disetting! Miris kan.. :(

      Delete