Rapor TELEmisi: Menilai Indonesian Television Awards (ITA) 2018 - TELEmisi

Saturday, November 3, 2018

Rapor TELEmisi: Menilai Indonesian Television Awards (ITA) 2018


TELEmisi
Indonesian Television Awards atau yang lebih akrab dengan singkatan ITA, tanpa Purnamasari..


jpnn.com
Bukan aku, ya!

..merupakan salah satu ajang penghargaan bagi insan pertelevisian, yang disiarkan oleh RCTI. Setelah beberapa kali penyelenggaraan, baru kali ini saya akan memberikan penilaian saya, dalam segmen Rapor TELEmisi.

Saya telah menentukan 4 kriteria yang akan saya gunakan untuk “menilai” acara Indonesian Television Awards 2018. Kelima kriteria tersebut antara lain persiapan menuju hari-H, tata panggung, treatment penampilan, dan pengambilan gambar.

Persiapan Menuju Hari-H

Sudah beberapa kali saya membuat artikel ‘rapor’, namun selama ini saya hanya membahas apa yang terjadi pada hari-H pelaksanaan. Kali ini, saya ingin mencoba untuk menilai juga apa saja yang dilakukan sebelum hari pelaksanaan, dalam hal ini proses penentuan nominasi, voting, serta promosi acara ini.

Nominasi mulai dirilis pada tanggal 25 September, dan berjalan selama satu bulan. Secara jangka waktu, ini sudah ideal.

Penentuan nominasi berdasarkan ‘Top of Mind’, dan bukan berdasarkan rating Nielsen. Secara singkat, top of mind adalah merk yang pertama kali muncul dalam benak kita. Penentuan nominasi dengan metode seperti ini memungkinkan program yang tidak menempati peringkat atas rating, namun memiliki kualitas dan penonton setia untuk masuk nominasi. Jika dilihat dari nominasi yang masuk pun, kita juga bisa katakan bahwa program-program yang masuk memang layak.

Lalu, voting dilaksanakan via website, FB, IG (sistem professional dan masa kini). Mungkin terinspirasi dari ajang penghargaan serupa.

Segala hal ini menunjukkan adanya keseriusan dalam mengadakan ajang penghargaan yang fair dan berkualitas.

Namun, persiapan sebelum hari-H yang saya rasa belum maksimal adalah dari segi promo. Mengapa? Sebenarnya, jika kita bandingkan dengan promosi ajang serupa, ini tidak kalah sedikit dalam segi kuantitas promosi. Namun, untuk ukuran acara yang mengundang artis internasional, jelas ini tidak maksimal. Pertama, dari segi waktu yang terlalu mepet dengan pelaksanaan. Kedua, tidak adanya gimmick spesial untuk mempromosikan mereka.

Iklan dengan guest star internasional rilis 25 Oktober. Jadwal terlalu singkat antara rilis dan tanggal pelaksanaan, yakni 31 Oktober 2018. Jangka waktu sekitar 6 hari relatif terlalu singkat untuk menimbulkan awareness kepada para calon penonton.

Gimmick apa? Saya ambil contoh, cara NET mempromosikan artis internasional mereka, yakni melalui mashup. Saya tidak berharap agar RCTI melakukan hal yang sama, mereka dapat mencari cara lain untuk tetap mendapatkan hypenya. Bisa saja dengan mengadakan kompetisi lipsync lagu Charli XCX, misalnya.

Tidak bisa dipungkiri bahwa mengundang musisi internasional merupakan salah satu cara ‘instan’ yang bisa dilakukan untuk menarik antusiasme penonton, bahkan bisa memperluas pasar tayangan hingga mancanegara sehingga sangat disayangkan bila ini tidak dimaksimalkan termasuk dari segi promosi.

8,5 / 10 !

Tata Panggung

Sangat menarik. Itulah 2 kata yang saya ucapkan saat saya baru mulai menyaksikan streaming ITA. Panggung ITA kali ini menarik dari banyak aspek. Menarik dari segi penempatan layar grafis, grafis yang ditampilkan, hingga 2 tirai buka-tutup panggung yang lebih kecil di sebelah kanan dan kiri.


Youtube ITA (TELEmisi)
Bagus, mungkin merupakan ukuran subjektif sehingga mungkin buat saya ini bagus namun tidak buat anda. Namun, kita sepertinya harus sama-sama sepakat bahwa konsep panggungnya cukup menarik.

Bagus mana sama panggung ICA NET? Tidak untuk dibandingkan. Pertama, luas studio yang digunakan jelas berbeda. Kedua, standar RCTI dan NET juga jelas berbeda. Ibaratnya mereka 2 sekolah yang berbeda, KKM kelulusan mereka beda. Jadi tentu tidak relevan untuk membandingkan mereka. Panggung ITA 2018 seharusnya dibandingkan dengan panggung ajang serupa yang diadakan oleh RCTI.

Saya bisa katakan ini salah satu panggung acara televisi favorit saya, khususnya dari segi ide. Saya beri,

9 / 10 !

Treatment Penampilan

Mengingat ini ajang penghargaan, mari kita bahas pembaca nominasi terlebih dahulu. Terdapat beberapa pasangan pembaca nominasi, yang asyik. Secara keseluruhan, mereka juga tidak terlalu terpatok teleprompter, seperti ajang-ajang terdahulu yang membuat mereka seperti robot.

Untuk penampilan penyanyi, tidak ada treatment yang terlalu spesial. Hanya penari latar, kolaborasi, dan solo piano Isyana sebelum mulai menyanyikan singlenya yang berjudul ‘Winter Song’. Bahkan penampilan musisi internasional, tidak terasa ke-internasional-annya. Hal ini juga karena sound yang kurang nendang, grafis yang hanya main aman, bahkan tidak adanya penari latar yang membuat panggung terasa kosong.

Hal lain yang menggangu saya adalah adanya sesi interview setelah mereka tampil. Tentu tidak salah, namun ini justru sedikit membosankan dan membuat acara terasa tidak padat. Apalagi pertanyaan yang dilontarkan merupakan pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya kurang berfaedah.

Ide treatment opening acara sebenarnya cukup menarik, dimana masing-masing dari pembawa acara menampilkan sedikit koreografi dan diakhiri bersama-sama. Mungkin, hal ini juga terinspirasi dari ajang sebelah. Hanya saja, terlihat persiapan yang kurang maksimal. Mereka masih ‘kagok’ dan terlihat tidak kompak. Tentu menghafal koreografi tidak semudah itu, namun jika ajang penghargaan sebesar ini merencanakan sebuah gimmick, seharusnya sudah dipersiapkan dengan jauh lebih matang.

8 / 10 !

Pengambilan Gambar

Bila ditanya aspek apa yang paling ‘kurang’ menurut saya, inilah dia! Mungkin memang tidak buruk, tetapi kurang nyaman. Sebuah acara televisi, khususnya konser musik, yang sukses seharusnya mampu membuat penonton dirumah merasakan sensasi yang sama dengan penonton di studio. Hal ini didukung audio, kualitas gambar, dan angle gambar. Angle pengambilan gambar yang dinamis akan mendukung euforia dan semangat penonton dirumah. Di sisi lain, pengambilan gambar yang kaku akan menghilangkan nuansa konser yang seharusnya playful dan semangat.

Dalam acara ITA 2018, angle kamera yang ada cenderung kaku. Saya tidak sedang berbicara ketika pembacaan nominasi, karena memang cukup satu kamera. Yang saya kritik adalah pengambilan gambar saat penampilan, sangat monoton! Pengambilan gambar seakan membuat jarak yang memisahkan kita dengan panggung. Tidak ada kamera yang dekat dengan panggung, selain satu kamera handheld di sebelah kanan panggung. Berdasarkan pengamatan saya, tidak ada pula jimmy jib yang mengambil gambar dengan dinamis.

Kamera handheld pun beberapa kali menggangu, karena kameramennya ‘bocor’. Maksudnya, beberapa kali terekam kamera disaat ia sedang mendekati panggung utama. Tentu kita terganggu, melihat seseorang memegang kamera dan seorang lain mengatur kabel dibelakangnya disaat kita sedang menyaksikan penampilan para musisi.

Salah siapa? Ini bukan salah ia sebagai kameramen, ini juga bukan salah switcher di control room, melainkan hal mendetail yang tidak dipertimbangkan secara matang. Dengan ukuran panggung segitu, dan jangkauan kamera jarak jauh yang sangat lebar, akan sangat sulit untuk sang kameramen maju dan tak terlihat oleh kamera jarak jauh sama sekali.

Sehingga, berdasarkan segala argumen saya terkait hal ini, saya memberikan nilai 6,5!

6,5 / 10 !

Maka, jika kita rata-ratakan keempat aspek diatas, ICA 2018 mendapatkan nilai 8 / 10 ! Lulus, dengan nilai yang cukup baik!


TELEmisi

Ini penilaian ala TELEmisi, kamu?

3 comments:

  1. min,maaf agak melenceng,tapi saya dapet bocoran "belum resmi" ICA 6.0 NET. loh :)

    https://twitter.com/westhingy/status/1073867794620440578

    sayang udah dihapus, tapi di posternya katanya ada Noah,Agnez Mo,Rich Brian, dan ada 2 artis mancanegara yang diprediksi di postingan prediksi artis mancanegara NET 5.0 kemarin :) mungkin kita bisa bikin prediksi lagi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. https://pbs.twimg.com/media/DucpAscU8AAZL9V.jpg

      silahkan dinilai sendiri :) yang pasti ini bukan official alias fan-made kemungkinan :)

      Delete
    2. Wah, kayaknya sih itu harapan orang yang iseng sekaligus niat bikin poster. Gak mungkin udah bocor tanggal-tanggal segini! NET aja mungkin belum dapet kepastian 100% siapa yang akan hadir. Soal artikel prediksi... tenang, artikel prediksi bakalan tetep ada, hehe. Kita bakalan seru-seruan lagi tahun ini! :)

      Delete